Waktu di Belitung, salah satu trip perjalanan kami ke Vihara Budhayana yang terletak di lereng bukit dekat pesisir pantai masuk ke dalam wilayah pantai Burung Mandi. Vihara ini diberi nama vihara Dewi Kwan Im. Di Belitung sendiri banyak sekali warga keturunan Tionghoa, bahkan bangunan-bangunan tua mereka masih berdiri gagah disana.
Ketika di perjalanan ke Vihara, tour guide bilang bahwa disana ada peramal yang cukup sakti. Banyak ramalannnya yang terbukti benar. Rasa penasaran saya pun membumbung tinggi, pengen segera sampai dan di ramal!
Ibu saya wanti-wanti agar jangan percaya sama ramalan. Musyrik, katanya. Tapi entah mengapa kali ini saya begitu antusias pengen diramal.
Vihara itu berada agak tinggi, sehingga kami harus menaiki tangga untuk mencapainya. Dari atas, akan terlihat pemandangan laut yang indah. Saya jadi membayangkan, enaknya duduk-duduk disini sambil menatap ke laut. Pasti inspirasi akan muncul! Hehe..
Sesampai disana, tour guidenya langsung mengajak saya ke tempat peramalan. Tidak ada tukang ramalnya seperti yang saya bayangkan sebelumnya. Hanya ada patung, dupa dan aksesoris pernik khas cina serta bau dupa yang menyengat.
“Bagaimana caranya?”tanya saya. “Kamu tinggal memejamkan mata, lalu sebutkan 3 permintaanmu dalam hati. Lalu kocok batu ini dan lemparkan. Jika keduanya telengkup atau terbuka, berarti permintaanmu tidak dikabulkan. Tapi jika salah satu telengkup dan satu terbuka berarti kamu boleh meneruskannya. Selanjutnya, kamu mengocok lidi-lidi ini dan salah satu lidi akan jatuh dengan sendirinya. Setiap lidi ada nomornya. Setelah itu ambil kertas disudut sana sesuai nomornya”
Lalu, si tour guidenya mempraktekkannya. Entah mengapa, tiba-tiba saya merasa merinding dan merasa kuatnya aroma mistis disana. Terutama ketika salah satu lidi jatuh dengan sendirinya. Saya dan Andis langsung kabur dari ruang sembahyang itu.
Ketika saya mencoba kabur dengan Andis, ada gerombolan bapak-bapak yang baru sampai. Mereka bertanya ada apa saja di dalam. Kami pun menceritakannya. Lalu salah satu diantara mereka bilang, “kalo mau diramal, saya bisa ramal kamu, pake garis tangan”.
Saya yang memang pengen banget diramal, gak menolak tawaran bapak itu. Dia mengamati garis tangan saya dengan seksama lalu “Sebelum kamu menikah, ada dua laki-laki yang suka sama kamu. Hubungan rumah tangga kamu akan mengalami pasang surut. Berat tapi tetap bertahan. Banyak laki-laki disekitar kamu. Kamu banyak godaan.”
Deg! Saya gak tau mau ngomong apalagi. Ramalan gak boleh dipercaya kan!
wah kayak permintaan "bola naga dargon ball" aja,,tapi benr kok sebagai muslim kita gak boleh percaya dengan ramalan...
ReplyDelete